MAKALAH
TENTANG SENSUS TANAMAN PRODUKSI
DODI BAYU
SAPUTRO
SMK N 1
(STM PEMBANGUNAN)
TEMANGGUNG
Pengertian
Sensus Produksi
Sensus adalah kegiatan
yang dilakukan untuk menginventarisasi tanaman yang mati, tumbang atau
terserang hama dan penyakit.
Sensus produksi adlah
pencacahan/ penghitungan/ padatan terhadp tanaman ks yeng bertujuan untuk
mengetahui / memperkirakan produksi selama satu semester (enem bulan
memdatang). Parameter yang digunakan untuk mengetahui produksi semester
tersebut adalah jumlah janjang yang ada dipokok dan berat janjang rata-rata
(BJR).Dasar pemikirannya adalah apabila diketahui jumlah janjangannya dan berat
janjangannya, maka akan dapat diketahui berapa kira-kira tonase yang akan
didapat selama satu semester. Yang maksud dengan jumlah dan berat janjang
adalah janjang dan berat janjang sampel/contoh dari satu blok yang akan
ditaksir produksinya. Kemudian dari pokok-pokok sampel ini akn diketahui jumlah
rata-rata janjang per pokoknya. Semakin banyak sempel maka data yang didapat
semakin akurat.Sensus pokok ini dilakukan setiap 6 bulan yang disebut dengn
semester. Semester 1 adlah bulan januari s/d juni, dan sensus produksinya
dilaksanakan pada tangal 20 s/d 31 desember tahun lalu. Sedangkan
semester II ialah bulan juni s/d desember tahun ini dan sensus produksinya
dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 30 juni tahun ini, Proses input data hasil
sensus produksi dilaksanakan dalam waktu 5 hari setelah sensus. Data harus
diterima oleh Departemen pusat yang berada jakarta paling lambat 7 hari setelah
sensus.
Sensus produksi terdiri dari 3 macam pekerjaan;
1. Persiapan tanda-tanda sensus (pembuatan dan
perbaikan) dan kelengkapan alat sensus.
2. Penghitungan
janjang yang dilaksanakan pada titik sensus dan pokok sensus, yang bertujuan
untuk mendapatkan jumlah janjang yang akan dipanen dalm suatu blok.
3. Menentukan
BJR, dapat ditentukan dengan 2 cara: pertama penimbangan dilapangan TPH, kedua
dengan penimbangan di PKS.
Beberapa kelemahan
dan kerugian apabila sensus tidak dilakukan dengan benar ialah:
Penggunaan tenaga kerja tidak efektif, jumlah tenaga potong buah yang
dipersiapkan mungkin jauh meleset (±) dari kebutuhan sebenarnya karena mengacu
pada hasil awal yang tidak tepat.
Terjadi losses
produksi (kuantitas dan kualitas). Bila hasil sensus lebih kecil dari
pada potensi, mungkin sekali buah tidak akan terpanen sesuai potensinya. Terutama saat produksi sudah mencapai angka sensus dan
kebun merasa “puas”. Bila hal ini terjadi akan banyak buah over
ripe atau busuk maka losses tak bisa dihindari. Pada kondisi
sebaliknya, akan banyak buah mentah yang dipotong karena kebun akan “berusaha
keras” untuk “mengejar” angka sensus.
Angka variance
hasil sensus dengan aktual produksi tidak dapat dianalisa. Sulit
dibuat sebagai acuan untuk menentukan trend produksi (sebaran produksi
bulanan/semester). Biaya tinggi
karena pekerjaan tidak efektif.
Tanda-Tanda
Sensus
Di lapangan terlebih dahulu
dibuat Barisan Sensus (BS) dengan ketentuan sebagai berikut :
ü BS
merupakan barisan - barisan tanaman di lapangan dimana di barisan
tersebut dihitung jumlah janjang dari semua pokok.
ü Penetapan
BS dimulai dari baris ke-3 (arah Barat - Selatan) dan selanjutnya setiap selang
5 baris.
ü Semua
BS diberi notasi berupa tanda tapak jalak pada pohon- pohon di tepi collection
road
Ketentuan Umum Sensus
Tiap divisi pada satu
kebun diperlukan tim sensus yang beranggotakan 1 (satu) mantri hama/sensus
sebagai kepala dan 3 (tiga) pekerja sebagai anggota tetap. Pengaturan
blok-blok yang akan disensus dilakukan oleh divisi masing-masing.
Asisten Divisi
melakukan permintaan/pemesanan terhadap sarana sensus (bahan dan alat), seperti
cat, formulir sensus, egrek, dan lain-lain serta cross check terhadap
pekerjaan sensus tersebut.
Dalam menjalankan tugasnya,
petugas sensus diwajibkan membawa/ menggunakan : termos air, bontot makanan,
topi, sepatu boot, alat tulis dan keperluan lain untuk memperlancar pekerjaan
sensus.
Petugas sensus harus bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya masing-masing. Misalnya petugas pencatat tidak melakukan
kesalahan penghitungan, pokok terlewati, dan lain-lain, sedangkan petugas
pengecat (bila diperlukan untuk tugas pembuatan tanda sensus/perbaikannya)
menjaga agar cat tidak tumpah, mengering, dan sebagainya.
Ketentuan tanda-tanda sensus ditetapkan sebagai berikut :
ü Tanda dibuat pada bekas pelepah yang telah ditunas dan
dikerok lebih dulu dengan parang/alat pengerok.
ü Tanda dicat dengan kuas yang terbuat dari pelepah sawit
yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
ü Tinggi
tanda dari permukaan tanah : + 1,5 meter untuk TM dan + 1 meter
untuk TBM.
ü Data
rekapitulasi sensus dibuat oleh mantri hama/mantri sensus sebanyak 2 (dua)
rangkap dan selanjutnya diparaf dan diketahui oleh Asisten Divisi masing-masing
sebelum didokumentasikan, yaitu 1 (satu) rangkap untuk Divisi yang
bersangkutan dan 1 rangkap untuk kebun .
Adapun sensus TBM di golongkan menjadi :
Ø Sensus
Pohon
Mengumpulkan
data pohon tiap blok, yaitu terdiri dari tanaman mati, sisipan, titik
tanam yang kosong, tanaman abnormal. Jumlah pohon hidup didata secara akurat
dan diperbahaarui setiap tahunnya.
Kerapatan
tanaman harus sesuai dengan standar dan pohon yang sehat harus dicapai pada
bulan ke 12 setelah penanaman. Sensus pada TBM 1 dengaan penyisipan sebagai
prioritas utama.
Prosedur
sensus dimulai dengan barisan blok sebelah barat kemudian menuju barisan blok
sebelah timur pada setiap Afdeling. Mandor mengancakan penyensus pada blok yang
akan disensus agar antara penyensus tidak melakukan pencatatan yang tumpang
tindih. Penyensus bergerak dari nomer barisan (pasar rintis) yang terkecil
menuju ke besar. Setiap penyensus mengamati satu pasar rintis ( dua baris
tanaman), bergerak dari collection ke collection berikutnya, kemudian berbalik
dan pindah kepasar rintis berikutnya, demikian seterusnya sampai barisan
terakhir sesuai dengan nomer yang ada di formulir. Setelah sensus selesai
hasilnya dibawa ke kantor afdeling untuk diteruskan kepada Estate Maneger.
Ø Sensus
tanaman tidak produktif/ unproduktif
Kegiatan
yang dilakukan untuk menghitung bunga betina kurang dari 4perpohon dan
seterusnya pohon yang berbunga betina kurang dari 4 diberi tanda warna putih
dipelepah yang mudah terlihat. Sensus unproduktif pertama dilakukan pada
umur 14 bulan dan seterusnya dilakukan pada umur 17, 20 dan 23 bulan.
Juga
dilakukan kastrasi atau kegiatan membuang bunga-bunga muda pada tanaman yang
belum menghasilkan. Kastrasi dapat dilakukan pada umur 14 bulan dan 18 bulan.
Kastrasi memberikan keuntuntungan yaitu merangsang pertumbuhan vegetative tanaman
dan mengheemat penggunaan unsure hara dan air, tanaman menjadi bersih sehingga
mengurangi serangan tikus dan tupai.
Ø Sensus
Penyakit Ganoderma
Sensus
penyakit ganoderma mutlak diperlukan tapi biayanya sangat mahal karena harus
dilakukan pada setiap pohon kelapa sawit. Pelaksanaan sensusnya juga cukup
sulit karena gejala yang disebabkan oleh jamur ganoderma sering tidak muncul,
idialnya dilakukan dua kali setahun, sensus yang baik adalah menggambarkan
epidimologi dan riwayat penyakitnya.
Sensus
Pokok
Kerapatan tanaman yang
ideal harus sudah dicapai pada bulan ke dua belas setelah penanaman, guna
memastikan kerapatan yang ideal maka perlu dilakukan kerapatan tanam. Ada dua
kategori sensus, yakni sensus pokok mati ( pada TBM 1) dan sensus produktif ( pada
TBM 2 dan 3).
a). Sensus TBM 1
Pada
TBM 1 bertujuan untuk mengetahui tanaman yang mati, titik kosong pohon yang
diserang hama maupun abnormal. Sensus tanaman dilakukan sebanyak 3x, pada umur
2 bulan setelah tanam, pada umur 6 bulan dan umur 10 bulan.
b). Sensus TBM 2 dan 3 ( Tanaman Non
produktif)
Sensus
ini bertujuan untuk mengetahui tanaman yang tidak produktif, dimulai pada saat
kastrasi pada bulan ke 14 dan 18.
Sensus
Buah/Penaksiran Produksi Semeter
Tujuan
Untuk mengetahui produksi tiap semester, sehingga
dapat diketahui estimasi/perkiraan produksi selama 1 semester.
Waktu Pelaksanaan :
Semester I
:
Desember - Januari.
Semester II
:
Juni - Juli.
Tenaga kerja adalah Mantri Hama Penyakit/Mantri
Sensus/Tanaman atau kepala regu dan 2 orang petugas sensus di setiap divisi
(minimal 2 tim/divisi). Norma prestasi 1 HK = 10 - 15 ha. Tenaga
ini harus yang terlatih dan tidak diganti-ganti (bentuk tim profesional).
Alat dan bahan yang digunakan :
Kayu
kait, sebagai tanda awal penghitungan janjang.
Cat
warna putih, untuk menandai jumlah janjang pada tiap batang pokok yang
disensus.
Contoh : 6
jumlah janjang I semester dilakukan sensus
Catatan : tinggi
angka/huruf masing-masing + 3 cm
Alat-alat tulis lainnya.
Cara kerja sebagai berikut :
· Sensus
dimulai dari blok-blok nomor kecil dan di tiap blok mulai dari barisan terkecil
urutannya.
· Penghitungan janjang dilakukan terhadap semua pokok
dalam barisan sensus.
· Barisan sensus dapat memakai barisan dengan kelipatan 5
baris atau yang mewakili.
· Kayu
kait disangkutkan pada salah satu janjang (sebagai tanda awal penghitungan) dan
selanjutnya petugas menghitung semua janjang yang ada pada pokok tersebut.
· Janjang
yang dihitung adalah : mulai dari bunga betina yang sudah dibuahi (bunga
cengkih, yang diperkirakan siap dipanen 5- 6 bulan berikutnya) hingga janjang
yang akan dipanen.
· Janjang
yang diperkirakan akan dipanen pada bulan Desember/Juni tidak dihitung.
· Hasil
penghitungan dipindahkan ke dalam formulir seperti pada Tabel 1. dan setelah
selesai form tersebut langsung dikumpulkan pada hari itu juga di Divisi, untuk
dapat dikoreksi kebenarannya oleh Asisten.
Administrasi pelaksanaan sensus :
v Formulir
(seperti pada Tabel 1) dari tiap-tiap blok dikumpulkan dan dibukukan menjadi
satu buku di kantor Divisi untuk digunakan kembali pada saat sensus semester
II.
v Kumpulan
formulir tersebut di atas dari seluruh divisi direkap dalam formulir seperti
pada Tabel 2. dan dibuat dalam 2 rangkap, yaitu untuk pertinggal Divisi dan
kantor kebun.
v Hasil
rekap tersebut direkap kembali oleh kebun menurut tahun tanam dan
mengirimkannya kepada Divisi
Agronomy
dan Departemen Riset .
Penimbangan Berat Janjang Rata-Rata(BRJ)
Dasar
Berat Janjang rata-rata Tandan Buah Segar setiap bulan akan berubah-ubah
sesuai dengan pemeliharaan tanaman dan umur tanaman.
Tujuan
! Untuk
mengetahui Berat Janjang Rata-rata Tandan Buah Segar yang
dihasilkan dalam 1 Blok.
! Untuk mengetahui potensi
produksi buah dalam 1 Blok berdasarkan kondisi tanah
dan umur tanaman.
! Dapat dipakai sebagai bahan evaluasi untuk
mengetahui pemeliharaan tanaman.
Waktu Pelaksanaan
dan Tenaga Kerja
Waktu pelaksanaan bersamaan dengan penaksiran produksi semester seperti
dijelaskan di atas. Tenaga kerja adalah Mantri Hama Penyakit/Mantri
Sensus/Tanaman sebagai penanggungjawab/pengawas dibantu 2 orang pekerja
di tiap divisi. Sebaiknya menggunakan
sepeda untuk meningkatkan mobilitas pekerja.
Alat-alat yang
digunakan adalah :
^ Timbangan gantung 100 kg (1 buah/divisi) untuk menimbang
berat janjang.
^ Goni
ex pupuk untuk tempat janjang-janjang yang akan ditimbang dan dipersiapkan
cadangan.
^ Tali nylon Ø = 0,5 cm, panjang 4 m untuk mengikat goni.
^ Parang/kapak untuk memotong gagang panjang dan
lain-lain keperluan.
^ Gancu
untuk mengangkat TBS.
^ Alat-alat
tulis
Cara kerja sebagai
berikut :
a. Timbang
di lokasi
J Penimbangan
BJR dilakukan mengikuti blok-blok yang akan dipanen dan dilakukan setelah +
3/4 dari jumlah TPH pada blok terisi janjangan panen hari tersebut.
J Ditegaskan
agar angkutan/transport buah tidak mendahului mengangkut janjang yang akan
ditimbang (koordinasi divisi dengan pihak angkutan)
J Jumlah
janjang yang akan ditimbang pada hari tersebut, minimal 15% dari total
perkiraan janjang yang dipanen pada hari tersebut.
J No
TPH yang akan ditimbang sebagai sampel disesuaikan dengan perkiraan variasi
kondisi areal dalam blok atau memakai no TPH dengan interval tertentu, contoh
TPH no : 1, 5, 9, 13, 17, 21, 25, 29, 33 & 37.
J Penimbangan
dilakukan terhadap seluruh janjang pada TPH yang telah ditentukan. Oleh karena
penimbangan terhadap seluruh janjangan tidak dapat dilakukan sekaligus, maka
penimbangan dilakukan beberapa kali, hingga seluruh janjang tertimbang.
Penimbangan termasuk total brondolan yang terdapat di TPH.
J Untuk
blok yang mempunyai dua tahun tanam agar penimbangannya dipisahkan.
J Hasil
penimbangan dipindahkan dalam formulir seperti pada Tabel 3.
b. Timbang transport
Seluruh janjang yang dipanen dari satu
blok dihitung secara detail, diangkut terpisah (tidak tercampur dengan janjang
dari blok lain) dan ditimbang di pabrik.
Administrasi pelaksanaan sensus :
! Formulir seperti Tabel 3 dari tiap-tiap blok dikumpulkan
dan dibukukan, seperti halnya Sensus Produksi.
! Kumpulan
form dari seluruh divisi direkap dalam formulir (Tabel 4) dan selanjutnya sama
seperti Sensus Produksi.
SUMBER = INTERNET dan Kawan-kawan
Membantu banget terimakasih....
BalasHapusMohon diberikan Contoh format sensus ganoderma.
BalasHapusTerimakasih makalah nya sangat membantu sekali
BalasHapus